Jumat, 05 Maret 2010

Paradigma Pembelajaran ; Tugas Kelompok 3

Konstruktivistik

Konstruktivistik berarti bersifat membangun. Dalam pendidikan, Konstruktivisme merupakan suatu aliran yang berupaya membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern.

Kami mengambil jurnal yang isinya mengenai bagaimana guru dapat mengaplikasikan proses kontruktivis dalam proses belajar siswanya.

Quantum Learning

Quantum learning dicetuskan oleh Dr. George Lozanov. Quantum learning menggabungkan prinsip suggestology, teknik percepatan belajar dan NLP. Prinip suggestology adalah sugesti dapat mempengaruhi hasil belajar dan dapat memberikan dampak baik yang positif maupun yang negatif. Konsep percepatan belajar hampir sama dengan suggestology, percepatan belajar memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal. Neurolinguistik (NPL) adalah penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi.

Studi kasus yang kami ambil adalah yang berhubungan dengan holiday camp yang diadakan oleh Adam Khoo Learning Technology Group (AKLTG). Menurut pembahasan kelompok, pembelajaran yang dilakukan dalam camp ini sesuai dengan metode quantum learning. Di camp itu, para coaches dan trainers memberikan sugesti kepada anak-anak yang dapat memberikan dampak yang positif terhadap pembelajaran mereka, misalnya dengan mensugesti anak-anak untuk mengubah cara belajar mereka. Kemudian, anak-anak juga diajarkan bagaimana cara belajar dengan cepat dan juga menyenangkan dengan menggambar mindmap. Dan yang terakhir adalah anak-anak diajarkan bagaimana otak mengatur informasi dan mereka diajarkan teknik mengingat yang tepat.

Contextual Teaching and Learning (CTL)

Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi di dunia nyata siswa dan mendorong antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka. Proses belajar berlangsung alamiah dimana siswa yang bekerja dan mengalami. Siswa perlu mengerti makna belajar dan juga apa manfaatnya.

Kami mengambil kasus mengenai study tour yang dilakukan oleh siswa SMAN Plus ke Bali. Dalam study tour ini, siswa SMAN Plus datang dan melihat secara langsung keindahan Pulau Dewata dan juga tempat-tempat wisata yang ada disana contohnya Gunung Bromo. Guru tidak lagi memberikan keterangan kepada siswa, siswa belajar dengan mengalami dan melihat di lingkungan alamiah.

Multiple Intelligence

Gardner memetakan lingkup kemampuan manusia yang luas menjadi delapan kecerdasan dasar yaitu :

1. Kecerdasan linguistik

Kemampuan menggunakan kata secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan.

2. Kecerdasan matematis-logis

Kemampuan menggunakan angka dengan baik dan juga penalaran yang benar.

3. Kecerdasan spasial

Kemampuan untuk mempersepsikan dunia spasial-visual secara akurat dan mentransformasikan persepsi tersebut.

4. Kecerdasan kinetis-jasmani

Keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan dan ketrampilan menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu.

5. Kecerdasan musikal

Kemampuan menangai bentuk musikal dengan mempersepsi, membedakan, menggubah dan mengekspresikannya.

6. Kecerdasan interpersonal

Kemampuan mempersepsikan dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi serta perasaan orang lain.

7. Kecerdasan intrapersonal

Kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak sesuai pemahaman tersebut.

8. Kecerdasan naturalis

Keahlian memahami dan mengkategorikan flora dan fauna di lingkungan sekitar.

Dalam perkembangan penelitiannya, Gardner kemudian menambahkan kecerdasan yang ke sembilan yaitu kecerdasan eksistensial. Kecerdasan eksistensial adalah kecerdasan yang berhubungan dengan kapasitas dan kemampuan.

Dalam studi kasus, kami mengambil artikel mengenai orang Yahudi. Dari pengamatan Dr. Stephen, anak Yahudi sangat cerdas. Mereka memahami tiga bahasa dan telah dilatih bermain piano dan biola sejak kecil. Pada kelas 1 sampai kelas 6 SD, mereka mempelajari matematika berbasis perniagaan. Saat sedang mengandung, para ibu bernyanyi, bermain piano, mengerjakan soal matematika dan makan makanan bergizi guna meningkatkan kecerdasan dari anak.

Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional adalah kemampuan individu dalam menggunakan emosinya secara efektif untuk mencapai tujuan, membangun hubungan yang produktif dengan orang lain dan meraih keberhasilan.

Dari kasus yang kami ambil, dapat diambil kesimpulan bahwa EQ adalah suatu hal yang penting bagi semua orang dimana EQ akan berdampak kepada perkembangan anak di masa depan. Masa kecil anak adalah waktu dimana anak-anak mulai mempelajari dan mengasah EQ mereka. Jadi, orang tua harus memberikan perhatian pada perkembangan EQ anaknya karena telah ditemukan kasus bahwa orang IT memiliki EQ rendah dan itu berdampak bagi kehidupan orang itu. Memang kita belum mengetahui apakah anak kita akan menjadi IT atau tidak, tapi tidak salah bagi orang tua untuk menaruh perhatian pada hal itu.


Testimoni

Tugas online ini adalah tugas yang paling menantang buat saya.. Kenapa begitu?Soalnya tugas ini adalah tugas yang dikerjakan sampai lewat tengah malam. Pokoknya penuh perjuangan banget mulai dari wi fii di kampus hilang koneksi karena mati lampu, sampai kebingungan cara save history di gtalk. Biarpun begitu ada pelajaran yang bisa saya petik adalah " don't waste your time", buatlah apa yang bisa dibuat sekarang, jangan suka menunda. Selain itu saya mendapat pengalaman baru yaitu diskusi sambil chatting. ternyata lucu juga kalau diskusi sambil chatting. Sebagai penutup, saya mau bilang satu kata "keren" buat perkuliahan online ini. Biarpun banyak masalah akan tetapi it's still give us fun. Salut buat ide Bu Dina tentang kuliah online. Semoga di pertemuan-pertemuan berikutnya ada sesuatu yang baru lagi. Satu lagi thanks buat anggota kelompok yang mau lembur bersama untuk menyelesaikan tugas.

Referensi :

Riyanto, Yatim. (2009). Paradigma baru pembelajaran. Jakarta: Prenada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar