Rabu, 15 September 2010

KULIAH VS SMA, Psi. Belajar 1

Proses belajar SMA dan kuliah jauh berbeda dimana pada kuliah kebanyakan dosen memberikan diskusi dalam proses belajar mengajar dan mahasiswa dituntut aktif, berbeda dengan SMA dimana murid SMA tidak diwajibkan aktif dan proses belajar masih pasif dimana guru mengajar dan murid mendengarkan. Murid jarang bertanya kepada guru. Untuk saya sendiri masih perlu proses untuk bisa mengubah kebiasaan pasif menjadi aktif. Selain itu, kalau dulu di SMA ada guru les yang bisa membantu jika saya mengalami kesulitan dalam mata pelajaran tertentu, sewaktu kuliah kita harus lebih mandiri dimana guru les kita adalah dosen, teman-teman, dan senior.

Pada saat kuliah mahasiswa diwajibkan membaca materi kuliah hari itu, dan dosen cenderung menanyakan apa yang anda ketahui, kalau tidak bisa menjawab akan ada konsekuensi tertentu. Alasan mahasiswa diminta membaca adalah agar mereka memiliki skema tentang apa yang akan dipelajari sehingga sewaktu mendengar penjelasan dosen, kita tinggal memperkuat skema tersebut. Ada juga mata kuliah yang di setiap pertemuannya ada quiz mengenai bahan yang akan diajarkan.

Mata kuliah yang pertama kali mengharuskan presentasi adalah filsafat. Perasaan takut bercampur gugup ketika pertama kali presentasi. Sebelum presentasi, saya berusaha untuk melakukan persiapan agar bisa presentasi dengan baik. Dengan menjalani cukup banyak presentasi, secara tidak langsung kemampuan presentasi dapat berangsur-angsur membaik.

Sistem ujian juga mengalami perubahan dimana sewaktu SMA ujian berlangsung 3x dalam ½ tahun kalau di kampus ujiannya 2X dalam ½ tahun. Sistem kebut Semalam (SKS) sering dipakai untuk menghadapi ujian sewaktu SMA akan tetapi saya menyadari kalau sistem itu tidak efektif mengingat materi ujian yang diujikan sewaktu SMA dan kuliah berbeda jauh baik dalam hal kuantitas maupun kualitas. Kalau di SMA ujian 1 hari 1 macam kalau kuliah 1 hari bisa sampai 3 macam.

Kunjungan ke luar kampus dilakukan untuk mengaplikasikan apa yang sudah dipelajari ke dalam kehidupan, beberapa tempat yang pernah saya kunjungi untuk mengambil data dalah BPPNFI, Sekolah Imanuel, Batari School, dan Organisasi Tzu Chi. Sambutan dari tempat yang dikunjungi cukup ramah dan antusias.

Berikut ini adalah analisa proses belajar dikaitan dengan teori belajar Pavlov
Pavlov identik dengan namanya asosiasi, hal ini ditunjukkan dari beberapa hal :
• Presentasi pertama diasosiasikan dengan kritikan dari dosen sehingga timbul rasa takut, akan tetapi lama kelamaan rasa takut itu hilang dikarenakan frekuensi presentasi yang meningkat dan tidak semua presentasi disertai kritikan (ada juga pujian dari dosen). Tejadi proses extinction dari rasa takut dan counterconditioning dikarenakan presentasi dikaitkan dengan pujian bukan kritikan.
• SKS tidak selamanya bisa diterapkan dalam ujian pada saat kuliah; disini terjadi proses diskriminasi : ada saat dimana SKS masih dapat diterapkan (materi ujian sedikit dan mudah) dan tidak bisa diterapkan (materi ujian banyak dan sulit).
• Proses generalisasi terjadi ketika :
- Sewaktu melakukan presentasi filsafat ada persiapan awal yang dilakukan sehingga presentasi baik. Sampai sekarang setiap kali ada presentasi harus ada persiapan agar presentasi bisa berjalan dengan lancar.
- Ada mata kuliah tertentu yang setiap kali pertemuan pasti ada quiz, sehingga muncul respon sebelum masuk kuliah semua mahasiswa membaca materi. Jadi kalau di semester lain bertemu dosen yang sama biarpun mata kuliahnya berbeda, di benak terlintas pasti ada quiz.
- Kunjungan ke luar kampus + sambutan ramah --> sesuatu yang menyenangkan
Semua kunjungan ke luar kampus pastilah menyenangkan biarpun kemanapun tempatnya.
• Dosen killer (US) --> takut sehingga belajar (UR)
Dosen killer (US) + mata kuliah (CS) --> takut sehingga belajar (UR)
Mata kuliah (CS) --> takut sehingga belajar (CR)

Daftar Pustaka
Hergenhahn, B.R & Olson, M.H. 2008. Theories of Learning (Teori Belajar). edisi ke-7. Jakarta : Kencana Prenada Mulia