• Bandura
Belajar observasional dimana seseorang bukan hanya memodeling apa yang dia lihat melainkan dia juga mempertimbangkan konsekuensi dari modeling. Pada saat semester 3, saya mengambil mata kuliah “komunikasi”, dan saya belajar banyak dari sana dimana saya bisa melihat bagaimana cara presentasi yang baik, yang diperagakan oleh dosen dan teman-teman. Saya mengkaji cara-cara presentasi mana yang baik dan saya terapkan di presentasi mata kuliah yang lain. Dalam kehidupan sehari-hari, saya cenderung memodeling tingkah laku orang yang saya kagumi (orang tua saya), saya meniru bagaimana nilai kerja keras dan mensyukuri hidup yang mereka anut.
• Ausubel
Menurut Ausubel, sebelum kita mempelajari suatu pengetahuan alangkah lebih baik jika kita memiliki skema tentang pengetahuan yang akan dipelajari. Hal ini akan mempermudah proses belajar kita. Ketika saya mendengarkan penjelasan dosen mengenai materi Ausubel saya langsung teringat dengan mata kuliah “Psikologi Sosial” dimana mahasiswa diwajibkan membaca materi sebelum masuk ke dalam kelas. Dosen mata kuliah tersebut juga pernah mengatakan tujuan mahasiswa diwajibkan membaca materi agar mereka mempunyai skema mengenai materi yang akan dipelajari, tinggal dosen yang akan membenarkan pemahaman mahasiswa apakah sudah benar atau belum. Dengan memiliki anchoring ideas dalam otak akan mempermudah mahasiswa dalam proses belajar. Skema serupa folder-folder pengetahuan yang terorganisasi di dalam otak. Teori belajar ini juga diterapkan di mata kuliah lain seperti Psikologi Pedidikan (dimana dosen menugaskan kami mengisi suatu buku mengenai materi yang kami baca, pertanyaan yang hendak kami tanyakan, kritik dan saran), Psikologi Kepribadian, dan hampir semua mata kuliah di Psikologi menerapkan teori ini. Informasi sebaiknya diajarkan dari hal-hal yang umum menuju sesuatu yang spesifik dan hal itu yang saya alami di les melukis saya. Saya pernah mengikuti les melukis pada saat semester 1 dan 2. Pertama kali saya datang ke tempat les tersebut, guru saya mengajarkan saya bagaimana mencampur warna dari warna primer (merah, kuning, biru) untuk menghasilkan campuran berbagai warna. Langkah awalnya : pencampuran 2 warna , kemudian masuk ke pencampuran 3 warna. Pertama saya berpikir untuk apa guru saya mengajaarkan saya melakukan hal itu, ternyata setelah saya melewati tahap pencampuran warna guru saya mengajarkan teknik lain seperti mencuci warna dan baru masuk kedalam melukis gambar (pertama objek-objek (buah, binatang, masuk ke tokoh kartun sampai pemandangan). Sebenarnya apa yang diajarkan guru saya bertujuan agar saya memiliki skema di otak tentang melukis (bertahap : mulai dari pencampuran warna berupa 2 warna, 3 warna, mencuci warna (hal umum) baru kemudian melukis (lebih spesifik))
Dulunya ketika saya les di salah satu bimbingan belajar di Medan untuk persiapan menghadapi UMB, kakak pembimbing saya pernah mengeluarkan statement “kalau kalian kurang mengerti dengan materinya, dihapal saja”. Akan tetapi menurut Ausubel, kita boleh saja menghapal sesuatu agar kita punya skema itu di otak kita tetapi kalau penghapalan tadi tidak disertai dengan pemahaman, maka kita hanya memperkuat konsep dan kemungkinan materi tersebut terlupa cukup besar.
Bisa saya simpulkan kalau peran guru masih penting untuk saya.
• Brunner
Menurut Brunner, siswa itu aktif dan hal ini mulai saya terapkan dalam proses belajar. Hal itu tampak dari :
o Ketika ada kesulitan belajar, saya akan mencari bantuan untuk meluruskan pemahaman saya. Bantuan itu baik dari dosen ,teman, ataupun senior
o Membaca materi sebelum masuk kelas
o Membuat mindmap atau ringkasan bahan untuk mempermudah proses belajar
Daftar Pustaka
Bigge, Morris. 1982. Learning Theories for Teachers. New York : Harper & Row
Driscoll, Marcy P. 1994. Psychology of Learning for Instruction. Boston : Allyn and Bacon
Hergenhahn, B.R & Olson, M.H. 2008. Theories of Learning (Teori Belajar). edisi ke-7. Jakarta : Kencana Prenada Mulia
Belajar observasional dimana seseorang bukan hanya memodeling apa yang dia lihat melainkan dia juga mempertimbangkan konsekuensi dari modeling. Pada saat semester 3, saya mengambil mata kuliah “komunikasi”, dan saya belajar banyak dari sana dimana saya bisa melihat bagaimana cara presentasi yang baik, yang diperagakan oleh dosen dan teman-teman. Saya mengkaji cara-cara presentasi mana yang baik dan saya terapkan di presentasi mata kuliah yang lain. Dalam kehidupan sehari-hari, saya cenderung memodeling tingkah laku orang yang saya kagumi (orang tua saya), saya meniru bagaimana nilai kerja keras dan mensyukuri hidup yang mereka anut.
• Ausubel
Menurut Ausubel, sebelum kita mempelajari suatu pengetahuan alangkah lebih baik jika kita memiliki skema tentang pengetahuan yang akan dipelajari. Hal ini akan mempermudah proses belajar kita. Ketika saya mendengarkan penjelasan dosen mengenai materi Ausubel saya langsung teringat dengan mata kuliah “Psikologi Sosial” dimana mahasiswa diwajibkan membaca materi sebelum masuk ke dalam kelas. Dosen mata kuliah tersebut juga pernah mengatakan tujuan mahasiswa diwajibkan membaca materi agar mereka mempunyai skema mengenai materi yang akan dipelajari, tinggal dosen yang akan membenarkan pemahaman mahasiswa apakah sudah benar atau belum. Dengan memiliki anchoring ideas dalam otak akan mempermudah mahasiswa dalam proses belajar. Skema serupa folder-folder pengetahuan yang terorganisasi di dalam otak. Teori belajar ini juga diterapkan di mata kuliah lain seperti Psikologi Pedidikan (dimana dosen menugaskan kami mengisi suatu buku mengenai materi yang kami baca, pertanyaan yang hendak kami tanyakan, kritik dan saran), Psikologi Kepribadian, dan hampir semua mata kuliah di Psikologi menerapkan teori ini. Informasi sebaiknya diajarkan dari hal-hal yang umum menuju sesuatu yang spesifik dan hal itu yang saya alami di les melukis saya. Saya pernah mengikuti les melukis pada saat semester 1 dan 2. Pertama kali saya datang ke tempat les tersebut, guru saya mengajarkan saya bagaimana mencampur warna dari warna primer (merah, kuning, biru) untuk menghasilkan campuran berbagai warna. Langkah awalnya : pencampuran 2 warna , kemudian masuk ke pencampuran 3 warna. Pertama saya berpikir untuk apa guru saya mengajaarkan saya melakukan hal itu, ternyata setelah saya melewati tahap pencampuran warna guru saya mengajarkan teknik lain seperti mencuci warna dan baru masuk kedalam melukis gambar (pertama objek-objek (buah, binatang, masuk ke tokoh kartun sampai pemandangan). Sebenarnya apa yang diajarkan guru saya bertujuan agar saya memiliki skema di otak tentang melukis (bertahap : mulai dari pencampuran warna berupa 2 warna, 3 warna, mencuci warna (hal umum) baru kemudian melukis (lebih spesifik))
Dulunya ketika saya les di salah satu bimbingan belajar di Medan untuk persiapan menghadapi UMB, kakak pembimbing saya pernah mengeluarkan statement “kalau kalian kurang mengerti dengan materinya, dihapal saja”. Akan tetapi menurut Ausubel, kita boleh saja menghapal sesuatu agar kita punya skema itu di otak kita tetapi kalau penghapalan tadi tidak disertai dengan pemahaman, maka kita hanya memperkuat konsep dan kemungkinan materi tersebut terlupa cukup besar.
Bisa saya simpulkan kalau peran guru masih penting untuk saya.
• Brunner
Menurut Brunner, siswa itu aktif dan hal ini mulai saya terapkan dalam proses belajar. Hal itu tampak dari :
o Ketika ada kesulitan belajar, saya akan mencari bantuan untuk meluruskan pemahaman saya. Bantuan itu baik dari dosen ,teman, ataupun senior
o Membaca materi sebelum masuk kelas
o Membuat mindmap atau ringkasan bahan untuk mempermudah proses belajar
Daftar Pustaka
Bigge, Morris. 1982. Learning Theories for Teachers. New York : Harper & Row
Driscoll, Marcy P. 1994. Psychology of Learning for Instruction. Boston : Allyn and Bacon
Hergenhahn, B.R & Olson, M.H. 2008. Theories of Learning (Teori Belajar). edisi ke-7. Jakarta : Kencana Prenada Mulia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar